Kecanduan judi online kini menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat modern. Dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah, perjudian tidak lagi terbatas pada tempat-tempat fisik seperti kasino, tetapi sudah merambah ke dunia digital. Dampaknya bisa sangat merugikan, baik secara finansial, emosional, maupun sosial. Untuk memahami lebih lanjut mengenai hal tersebut dan kaitannya dengan zat adiktif serupa, mari simak penjelasan dari Dr. Arya Wibowo, seorang dokter jiwa yang ahli dalam masalah kecanduan.
Pengertian Kecanduan Judi Online
Menurut Dr. Arya, Kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas perilaku berjudi mereka di platform digital, yang berdampak negatif pada kehidupan mereka. “Kecanduan judi online mirip dengan kecanduan zat adiktif lainnya seperti narkoba atau alkohol, di mana individu tersebut merasa dorongan yang kuat untuk terus melakukan perilaku adiktif tersebut meskipun menyadari dampak buruknya,” jelas Dr. Arya.
Mekanisme Kecanduan
Bekerja melalui mekanisme yang serupa dengan kecanduan zat adiktif. Ketika seseorang berjudi dan menang, otak mereka melepaskan dopamin, neurotransmitter yang berhubungan dengan perasaan senang dan kepuasan. “Kemenangan dalam berjudi menciptakan euforia yang mendorong individu untuk terus berjudi dengan harapan mendapatkan sensasi yang sama berulang kali,” ungkap Dr. Arya.
Namun, ketika individu kalah, mereka cenderung merasa frustrasi dan tertekan, yang pada akhirnya memicu mereka untuk berjudi lebih banyak dengan harapan bisa mengembalikan kerugian mereka. Pola ini menciptakan siklus yang sulit diputus, mirip dengan bagaimana pecandu zat adiktif terus mencari zat tersebut untuk menghindari gejala putus zat atau ketidaknyamanan.
Dampak Negatifnya
Dr. Arya menekankan bahwa dapat memiliki dampak yang sangat merusak. Secara finansial, individu bisa kehilangan jumlah uang yang signifikan, yang berujung pada masalah hutang dan kebangkrutan. Secara emosional kecanduan judi online ini dapat mengakibatkan hal seperti stres, depresi, dan kecemasan yang sangat parah. Bahkan, beberapa kasus bisa berujung pada tindakan bunuh diri,” tambahnya.
Selain itu, juga dapat merusak hubungan sosial dan merusak kebersamaan bersama keluarga. Orang yang kecanduan seringkali menarik diri dari interaksi sosial dan menjadi tidak peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang-orang di sekitar mereka. “Keluarga dan teman seringkali menjadi korban dari kebohongan dan perilaku manipulatif yang dilakukan oleh individu yang kecanduan,” ujar Dr. Arya.
Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mencegah kecanduan judi online, Dr. Arya menyarankan pentingnya edukasi mengenai risiko dan tanda-tanda kecanduan. “Masyarakat harus diberi pemahaman yang jelas tentang bahaya judi online dan bagaimana mengenali gejala awal kecanduan. Selain itu, regulasi yang ketat terhadap platform judi online juga sangat diperlukan,” tegasnya.
Bagi mereka yang sudah terlanjur kecanduan, pengobatan yang efektif melibatkan terapi psikologis dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan. “Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu metode yang efektif untuk membantu individu mengubah pola pikir dan perilaku yang merugikan. Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat penting dalam proses pemulihan,” kata Dr. Arya.
Kesimpulan
Kecanduan judi online adalah masalah serius yang memiliki banyak kesamaan dengan kecanduan zat adiktif lainnya. Memahami mekanisme kecanduan dan dampaknya dapat membantu masyarakat mengenali risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Bagi mereka yang sudah terlanjur kecanduan, dukungan profesional dan lingkungan yang mendukung sangat penting untuk pemulihan.
Dr. Arya mengingatkan bahwa “kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan keseluruhan kita. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah dengan kecanduan judi online.”